Mengenai Saya

Foto saya
PALU, SULTENG
LAHIR DI MUARA BATUQ 17 MARET 1991, BERDOMISILI DI KELUBAQ KEC.LG IRAM.KAB. KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR, SD IMPRES 007 MUARA MUJAN, SMP BK MUARA MUJAN, SMAN 4 SENDAWAR, PERGURUAN TINGGI AKPER BK PALU.

Senin, 28 Maret 2011

Berapa BANYAK & BESAR sebuah kemilikan baru disebut Cukup ?

Jawabannya menjadi pertanyaan :
Berapa BANYAK baru disebut Banyak ?
Berapa BESAR baru disebut Besar ?
Jawabannya tidak ada.
Kalau Anda mengukur dengan timbangan KESERAKAHAN,
maka seberapa BANYAK pun belum Banyak.
Seberapa BESAR pun belum Besar.
Seberapa TINGGI pun belum Tinggi.
Seberapa KAYA pun belum Kaya.
Seberapa BERKUASA pun belum Berkuasa !!
Jika Anda bertanya pada orang Terkaya di Dunia
"Sudah cukupkah harta benda Anda ?"
Jawabannya, "Belum..."
KESERAKAHAN adalah lubang yg tak berdasar.
Ditimbun dengan segenap isi Bumi pun tak pernah bisa penuh !
!Seribu Alam Semesta dimasukkan ke dalamnya pun tak mampu memenuhinya !
Bagi KESERAKAHAN, tak ada kata CUKUP & PUAS.
Kapankah CUKUP itu Cukup ?
Kalau Anda mau BERSYUKUR,
sekarang juga sudah CUKUP !
CUKUP tidak ditentukan dari seberapa banyak & besar yang Anda miliki
melainkan seberapa besar rasa SYUKUR Anda !!
Rasa SYUKUR membuat setiap hari Anda menjadi BAHAGIA
karena setiap hari adalah hari yang Berkecukupan !!
Walaupun Hidup Anda pas pasan bahkan kekurangan
namun Ajaib sekali rasa SYUKUR membuat hati Anda PUAS dan BAHAGIA !
Keserakahan adalah Kemiskinan,
Rasa SYUKUR itulah Kekayaan Sejati !
Dimanakah CUKUP itu ?
Cukup ada dalam rasa SYUKUR !!!

Minggu, 27 Maret 2011

Setia Dalam Kekosongan

Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku brmalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku (Rut 1:16)

"Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang." Inilah sebuah ungkapan yang menyatakan ketidaksetiaan. Tak mudah memang untuk setia, apalagi jika kesetiaan tidak hanya untuk diucapkan, tetapi perlu dibuktikan.


Ada tiga penguji kesetiaan. Pertama, waktu. Seberapa lama kita bisa setia? Kedua, jarak. Kita bisa setia saat dekat, tetapi bagaimana jika kita terpisah jauh? Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan setia, tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit?

Rut adalah seorang yang setia. Waktu Naomi dan keluarganya baru datang ke Moab, mereka adalah keluarga yang memiliki harta. Jadi, boleh dikatakan Rut menikah dengan anak dari keluarga yang lumayan berada-Alkitab tidak menyebut berapa banyak kekayaan Naomi, tetapi ada pernyataan bahwa Naomi "pergi dengan tangan penuh" (1:21). Akan tetapi, setelah Elimelekh dan kedua anaknya meninggal dunia, Naomi jatuh miskin "tetapi dengan tangan kosong Tuhan memulangkan aku". Di sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia berhasil. Rut tidak meninggalkan Naomi dalam "kekosongannya".

Mudah sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan tinggi kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang yang sedang jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia karena dasar kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu, jikalau kita mau menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau suami, pelayanan, bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah dasar kesetiaan kita. Biarlah kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita setia -RY

JANGAN BIARKAN KESETIAAN KITA DITENTUKAN OLEH HARTA TETAPI TENTUKANLAH KESETIAAN KITA OLEH KASIH

Sumber: http://www.glorianet.org/rh/ 072009/15.html

Jatuh Itu Anugrah

 
Ulangan 32:11-12
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Rajawali adalah burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi badai, kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi, dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.

Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidakdikuatirkan oleh apa pun juga.

Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, ‘tanpa perasaan' induknya akan menjungkirbalikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.

Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.
Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih Anda untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat Anda menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah Anda sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata?

Jatuh itu anugerah.
Nikmati dengan penuh ucapan syukur dan jadilah kuat.